BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
.
Retardasi mental merupakan masalah
dunia dengan implikasi yang besar terutama bagi Negara berkembang. Diperkirakan
angka kejadian retardasi mental berat sekitar 0.3% dari seluruh populasi dan
hamper 3% mempunyai IQ dibawah 70.Sebagai sumber daya manusia tentunya mereka
tidak bias dimanfaatkan karena 0.1% dari anak-anak ini memerlukan perawatan,
bimbingan serta pengawasan sepanjang hidupnya. Sehingga retardasi mental masih
merupakan dilema, sumber kecemasan bagi keluarga dan masyarakat.Demikian pula
dengan diagnosis, pengobatan dan pencegahannya masih merupakan masalah yang
tidak kecil.
Hal inilah yang melatar belakangi
kami untuk mengangkat masalah Retardasi mental dalam makalah kami. Selain itu,
makalah ini juga merupakan salah satu tugas yang diberikan oleh dosen yang
bersangkutan untuk melengkapi nilai di semester genap ini.
2.
TUJUAN
Adapun tujuan umum yang hendak
dicapai dari penulisan makalah ini antara lain :
1. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai retardasi mental.
2. Menjadikan masyarakat lebih mewaspadai dan menanggulangi adanya retardasi mental terhadap anak dan anggota keluarga mereka.
3. Memberikan wawasan kepada masyarakat mengenai penanggulangan dan pengobatan serta perawatan terhadap para penderita retardasi mental.
1. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai retardasi mental.
2. Menjadikan masyarakat lebih mewaspadai dan menanggulangi adanya retardasi mental terhadap anak dan anggota keluarga mereka.
3. Memberikan wawasan kepada masyarakat mengenai penanggulangan dan pengobatan serta perawatan terhadap para penderita retardasi mental.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Terdapat berbagai macam definisi
mengenai retardasi mental,menurut:
WHO
Retardasi
mental yaitu kemampuan mental yang tidak mencukupi.
Carter CH
Retardasi mental yaitu suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensi
yang rendah yang menyebabkan ketidak mampuan individu untuk belajar dan
beradaptasi terhadap tuntutan masyarakat atas kemampuan yang di anggap normal.
Crocker AC
Retardasi mental yaitu apabila jelas terdapat fungsi
intelegensi yang rendah,yang di sertai adanya kendala dalam penyesuaian
perilaku,dan gejalanya timbul pada masa perkembangan.
Melly Budhiman
Seseorang
di katakan retardasi mental bila memenuhi criteria sebagai berikut:
a. Fungsi intelektual
umum di bawah normal
b. Terdapat kendala dalam
perilaku adaptif social
c. Gejalanya timbul
dalam masa perkembangan yaitu di bawah usia 18 tahun.
Fungsi intelektual dapat diketahui dengan test fungsi
kecerdasan atau IQ (Intelegence Quotient).
IQ
adalah MA/CA x 100%
M.A =Mental Age,umur mental yang di dapat dari hasil tets
C.A =Chronological Age,umur berdasarkan
perhitungan tanggal lahir.
Yang dimaksud dengan intulektual di bawah normal,yaitu
apabila IQ dibawah 70.Anak ini tidak dapat mengikuti pendidikan sekolah biasa, karena
cara berpikirnya yang terlalu sederhana,daya tangkap dan daya ingatnya
lemah,demikian pula dengan pengertian bahasa dan berhitungnya juga sangat
lemah.
Sedangkan yang dimaksud dengan perilaku adaptif sosial
adalah kemampuan seseorang untuk mandiri,menyesuaikan diri dan mempunyai
tanggung jawab sosial yang sesuai dengan kelompok umur dan budayanya.Pada
penderita retardasi mental gangguan perilaku adaptif yang paling menonjol
adalah kesulitan menyesuaikan diri dengan masyarakat sekitarnya. Biasanya tingkah
lakunya kekanak-kanakan tidak sesuia denagn umurnya.
Gejala harus tersebut harus timbul pada masa perkembangan,
yaitu dibawah umur 18 tahun. Karena kalau gejala tersebut timbul setelah umur
18 tahun,bukan lagi disebut retardasi mental tetapi penyakit lain sesuai dengan
gejala klinisnya.
B. Klasifikasi
Menurut
nilai IQ-nya,maka intelegensi seseorang dapat digolongkan sebagai berikut:
Nilai IQ
Sangat Superior
130 atau lebih
Superior
120 - 129
Diatas rata-rata
110 - 119
Rata-rata 90 - 110
Dibawah rata-rata
80 - 89
Retardasi mental borderline 70
- 79
Retardasi mental ringan (mampu
didik) 52 - 69
Retardasi mental
sedang (mampu latih)
36 - 51
Retardasi mental
berat 20 - 35
Retardasi mental sangat berat dibawah
20
Yang sisebut retardasi mental apabila IQ dibawah
70,retardasi mental tipe ringan masih mampu didik, retardasi mental tipe sedang
mampuh latih, sedangkan retardasi mental tipe berat dan sangat berat memerlukan
pengawasan dan bimbingan seumur hidupnya. Bila ditinjau dari gejalanya,maka
Melly Budhiman membagi:
1)
Tipe klinik
2)
Tipe sosio budaya
1
Tipe klinik
Pada retardasi mental tipe klinik ini mudah di deteksi sejak
dini, karena kelainan fisis maupun mentalnya cukup berat. Penyebabnya sering
kelainan organik. Kebanyakan anak ini perlu perawatan yang terus menerus dan
kelainan ini dapat terjadi pada kelas sosial tinggi ataupun yang rendah. Orang
tua dari anak yang menderita retardasi mental tipe klinik ini cepat mencari
pertolongan oleh karena mereka melihat sendiri kelainan pada anaknya.
2
Tipe sosio budaya
Biasanya baru diketahui setelah anak masuk sekolah dan
ternyata tidak dapat mengikuti pelajaran. Penampilannya seperti anak normal,
sehingga disebut juga retardasi enam jam. Karena begitu mereka keluar sekolah,
mereka dapat bermain seperti anak-anak yang normal lainnya. Tipe ini kebanyakan
berasal dari golongan sosial ekonomi rendah. Para orang tua dari anak tipe ini
tidak melihat adanya kelainan pada anaknya,mereka mengetahui kalau anaknya
gagal beberapa tidak naik kelas. Pada umumnya anak tipe ini mempunyai taraf IQ
golongan borderline dan retardasi mental ringan.
C. Etiologi
Penyebab dari retardasi mental
sangat kompleks dan multifaktorial. Walaupun begitu terdapat beberapa faktor
yang potensial berperanan dalam terjadinya retardasi mental seperti yang
dinyatakan oleh Taft LT dan Shonkoff JP dibawah ini.
Faktor-faktor yang potensial sebagai penyebab retardasi
mental :
1.
Non-organik
Kemiskinan dan keluarga yang tidak
harmonis
Faktor sosiokultural
Interaksi anak-pengasuh yang tidak
baik
Penelantaran anak
2.
Organik
Faktor prakonsepsi
Abnormalitas single gene (penyakit-penyakit metabolik, kelainan neurocutaneos, dll.)
Kelainan kromosom ( X-linked,
translokasi, fragile-X) – syndrome polygenic
familial.
Faktor prenatal
Ganguan pertumbuhan otak trimester I
Kelainan kromosom
(trisomi,mosaik,dll)
Infeksi intrauterin,misalnya
TORCH,HIV (Human immunodeficiency virus)
Zat-zat teratogen (alcohol,radiasi
dll)
Disfungsi plasenta
Kelainan congenital dari otak
(idiopatik)
Gangguan pertumbuhan otak trimester
II dan III
Infeksi intrauterin, misalnya
TORCH,HIV
Zat-zat teratogen (alcohol, kokain,
logam berat, dll)
Ibu: diabetes militus,PKU
(Phenylketonuria)
Toksemia gravidarum
Disfungsi plasenta
Ibu malnutrisi
Faktor perinatal
Sangat premature
Asfiksia neonatorum
Trauma lahir: pendarahan intra
cranial
Meningitis
Kelainan metabolik : hipoglikemia,
hiperbilirubinemia
Faktor post natal
Trauma berat pada kepala/susunan
saraf pusat
Neuro toksin, misalnya logam berat
CVA (Cerebrovascular accident)
Anoksia, misalnya tenggelam
Metabolik
Gizi buruk
Kelainan hormonal, misalnya hipotiroid,
pseudohipoparatiroid
Aminoaciduria, misalnya PKU (Phenyl
ketonuria)
Kelainan metabolisme karbohidrat,
galaktosemia, dll
Infeksi
Kebanyakan anak yang menderita
retardasi mental ini berasal dari golongan social ekonomi rendah, akibat
kurangnya stimulasi dari lingkungannya sehingga secara bertahap menurunkan IQ
yang bersamaan dengan terjadinya mutasi. Demikian pula pada keadaan social
ekonomi yang rendah dapat sebagai
penyebab organik dari retardasi mental,
D. Diagnosis dan Gejala klinis
Dengan melakukan skrining secara rutin misalnya dengan
menggunankan DDST (Denver Developmental Screening Test), maka diagnosis dini
dapat segera dibuat. Demikian pula anamnesis yang baik dari orang tuanya,
pengasuh atau gurunya, sangat membantu dalam diagnosis kelainan ini. Setelah
anak berumur 6 tahun dapat dilakukan test IQ. Sering kali hasil evaluasi medis
tidak khas dan tidak dapat diambl kesimpulan. Pada kasusu seperti ini, apabila
tidak ada kelainan pada system susunan saraf pusat, perlu, anamnesis yang
teliti apakah ada keluarga yang cacat, mencari masalah lingkungan/factor
nonorganic lainnya dimana diperkirakan mempengaruhi kelainan pada otak anak.
Gejala klinis retardasi mental
terutama yang berat sering disertai beberapa kelainan fisik yang merupakan
stigmata kongenita, yang kadang-kadang gambaran stigmata mengarah kesuatu
sindrom penyakit tertentu. Dibawah ini beberapa kelainan fisik dan gejala yang
sering disertai retardasi mental, yaitu :
1.
Kelainan pada mata :
Katarak
Bintik
cherry-merah pada daerah macula
Kornea
keruh
2.
Kejang :
Kejang
umum tonik klonik
Kejang
pada masa neonatal
3.
Kelainan pada kulit :
Bintik-café-au-lait
4.
Kelainan rambut :
Rambut
rontok
Rambut
cepat memutih
Rambut
halus
5.
Kepala :
Mikrosefali
Makrosefali
6.
Perawakan pendek :
Kretin
Sindrom
prader-willi
7.
Distonia :
Sindrom
hallervorden
Sedangkan gejala dari retardasi
mental tergantung dari tipenya, adalah sebagai berikut :
1.
Retardasi mental ringan
Kelompok ini merupakan bagian terbesar dari retardasi
mental. Kebanyakan dari kelompok ini termasuk dalam tipe social budaya, dan
diagnosis dibuat setelah anak beberapa kali tidak naik kelas. Golongan ini
termasuk mampu didik, artinya selain dapat diajar baca tulis bahkan sampai
kelas 4-6 SD, juga bias silatih keterampilan tertentu sebagai bekal hidupnya
kelak dan mampu mandiri seperti orang dewasa yang normal. Tetapi pada umumnya
mereka ini kurang mampu menghadapi stress sehingga tetap membutuhkan bimbingan
dari keluarganya.
2.
Retardasi mental sedang
Kelompok ini kira-kira 12% dari seluruh penderita retardasi
mental, mereka ini mampu latih tetapi tidak mampu didik. Taraf kemampuan
intelektualnya hanya dapat sampai kelas 2 SD saja, tetapai dapat dilatih
menguasai suatu keterampilan tertentu misalnya pertukangan,pertanian dll. Dan
apabila bekerja nanti mereka ini perlu pengawasan.Mereka juga perlu dilatih
bagaimana mengurus diri sendiri.Kelompok ini juga kurang mampu menghadapi
stress dan kurang dapat mandiri,sehingga memerlukan bimbingan dan pengawasan.
3.
Retardasi mental berat
Sekitar
7% dari seluruh penderita retardasi mental masuk kelompok ini.Diagnosis mudah
ditegakkan secara dini,karena selain adanya gejala fisik yang menyertai juga
berdasarkan keluhan dari orang tua dimana anak sejak awal sudah tedapat
keterlambatan perkembangan motorik dan bahasa.Kelompok ini termasuk tipe
klinik.Mereka dapat dilatih hygiene dasar saja dan kemampuan berbicara yang
sederhana,tidak dapat dilatih keterampilan kerja,dan memerlukan pengawasan dan
bimbingan sepanjang hidupnya.
4.
Retardasi mental sangat berat
Kelompok
ini sekitar 1% dan termasuk dalam tipe klinik.Diagnosa ini mudah dibuat karena
gejala baik mental dan fisik sangat jelas.Kemampuan berbahasanya sangat
minimal.Mereka ini seluruh hidupnya tergantung pada orang di sekitarnya
E. Pemeriksaan Penunjang
Beberapa
pemeriksaan penunjang perlu dilakukan pada anak yang menderita retardasi
mental,yaitu:
1.
Kromosom kariotipe
2.
EEG (Elektro Ensefalogram)
3.
CT (Cranial Computed Tomography) atau
MRI (Magnetic Resonance Imaging)
4.
Titer virus untuk infeksi congenital
5.
Serum asam urat (Uric acid serum)
6.
Laktat dan piruvat
7.
Plasma asam lemak rantai sangat panjang
8.
Serum seng (Zn)
9.
Logam berat dalam darah
10.
Serum tembaga (Cu) dan ceruloplasmin
11.
Serum asam amino atau asam organik
12.
Plasma ammonia
13.
Analisa enzim lisozom pada lekosit atau biopsy kulit:
14.
Urin mukopolisakarida
15.
Urin reducing substance’
16.
Urin ketoacid
17.
Urin asam vanililmandelik
F. Penatalaksanaan medis
Penatalaksanaan
anak dengan retardasi mental adalah multidimensi dan sangat individual. Tetapi
perlu diingat bahwa tidak semua anak penanganan multidisiplin merupakan jalan
yang baik. Sebaiknya dibuat rancangan suatu strategi pendekatan bagi setiap
anak secara individual untuk mengembangkan potensi anak tersebut seoptimal
mungkin. Untuk itu perlu melibatakn psikolog untuk menilai perkembangan mental
anak terutama kemampuan kognitifnya,dokter anak untuk memeriksa fisik
anak,menganalisis penyebab,dan mengobati penyakit atau kelainan yang mungkin
ada. Juga kehadiran pekerja social kadang-kadanng diperlukan untuk menilai
situasi keluarganya. Atas dasar itu maka buatlah strategi terapi. Seringkali
melibatkan lebih banyak ahli lagi,misalnya ahli saraf bila anka juga menderita
epilepsi,palsiserebral,dll. Psikiater,bila anaknya menunjukkan kelainan tingkah
laku atau bila orang tuanya membutuhkan dukungan terapi keluarga. Ahli
rehabilitasi,bila diperlukan untuk merangsang perkembangan motorik dan
sensoriknya. Ahli terapi wicara,untuk memperbaiki gangguan bicaranya atau untuk
merangsang perkembangan bicarnya. Serta diperlukan buruh pendidikan luar biasa
untuk anak-anak yang retardasi mental ini.
Pada
orang tuanya perlu diberi penerangan yang jelas mengenai keadaan anaknya, dan
apa yang dapat diharapkan dari terapi yang diberikan. kadang-kadang diperlukan
waktu yang lama untuk meyakinkan orang tua mengenai keadaan anaknya, maka perlu
konsultasi pula dengan psikolog dan psikiater. Disamping itu diperlukan kerja
sama yang baik antara guru dengan orang tuanya,agar tidak terjadi kesimpang
siurandalam strategi penanganan anak disekolah dan dirumah. Anggota keluarga
lainnya juga harus diberi pengertian. Disamping itu masyarakat perlu diberikan
penerangan tenteng retardasi mental,agar mereka dapat menerima anak
Sekolah
khusus untuk anak retardasi mental ini adalah SLB-C.Di sekolah ini diajarkan
keterampilan-keterampilan dengan harapan mereka dapat mandiri dikemudian hari.
Diajarkan pula tentang baik buruknya suatu tindakan tertentu,sehingga mereka
diharapkan tidak melakukan tindakan yang tidak terpuji,seperti
mencuri,merampas,kejahatan seksual,dll.
Semua
anak yang retardasi mental ini juga memerlukan perawatan seperti pemeriksaan
kesehatan yang rutin,imunisasi,dan monitoring terhadap tumbuh kembangnya.
Anak-anak ini sering juga disertai dengan kelainan fisik yang memerlukan
penanganan khusus.
G. Pencegahan
Dengan
memberikan perlindungan terhadap penyakit-penyakit yang potensial dapat
mengakibatkan retardasi mental, misalnya melalui imunisasi. Konseling
perkawinan, pemeriksaan kehamilan yang rutin, nutrisi yang baik selama
kehamilan, dan bersaling pada tenaga kesehatan yang berwenang maka dapat
membantu menurunkan angka kejadian rfetardasi mental. Demikian pula dengan
mengentaskan kemiskinan dengan membuka lapangan kerja, memberikan pendidikan
yang baik, memperbaiki senitasi lingkungan, meningkatkan gizi keluarga, akan
meningkatkan ketahanan terhadap penyakit. Dengan adanya program BKB (Bina
Keluarga dan Balita)yang merupakan stimulasi mental dini dan bisa dikembangkan
dan juga deteksi dini, maka dapat mengoptimalkan perkembangan anak.
Diagnosis
ini sangat penting, dengan melakukan skrining sedini mungkin, terutama pada
tahun pertama, maka dapat dilakukan intervensi yang dini pula. Misalnya
diagnosis dini dan terapi dini hipotiroid, dapat memperkecil kemungkinan
retardasi mnetal. Detaksi dan intervensi dini pada retardasi mental sangat
membantu memperkecil retardasi yang terjadi.
H.
Asuhan keperawatan
1. Pengakajian.
Pengakjian dapat dilakukan melalui:
Pengakjian dapat dilakukan melalui:
1. Neuroradiologi dapat menemukan
kelainan dalam struktur kranium, misalnya klasifikasi atau peningkatan tekanan
intrakranial.
2. Ekoesefalografi dapat
memperlihatkan tumor dan hamatoma.
3. Biopsi otak hanya berguna pada
sejumlah kecil anak retardasii mental. Juga tidak mudah bagi orang tua untuk
menerima pengambilan jaringan otak dalan jumlah kecil sekalipun karena dianggap
menambah kerusakan otak yang memang tidak adekuat.
4. Penelitian bio kimia menentukan
tingkat dari berbagai bahan metabolik yang diketahui mempengaruhi jaringan otak
jika tidak ditemukan dalam jumlah besar atau kecil, misalnya hipeglekimia pada
neonatus prematur, penumpukan glikogen pada otot dan neuron, deposit lemak
dalam otak dan kadar fenilalanin yang tinggi.
Atau dapat melakukan pengkajian sebagai berikut:
Atau dapat melakukan pengkajian sebagai berikut:
Lakukan pengkajian fisik.
Lakukan pengkajian perkembangan.
Dapatkan riwayat keluarga, teruma mengenai
retardasi mental dan gangguan herediter dimana retardasi mental adalah salah
satu jenisnya yang utama.
Dapatkan riwayat kesehatan unutk
mendapatkan bukti-bukti adanya trauma prenatal, perinatal, pascanatal, atau
cedera fisik.
Infeksi maternal prenatal (misalnya, rubella),
alkoholisme, konsumsi obat.
Nutrisi tidak adekuat.
Penyimpangan lingkungan.
Gangguan psikiatrik (misalnya, Autisme).
Infeksi, teruma yang melibatkan otak
(misalnya, meningitis, ensefalitis, campak) atau
suhu tubuh tinggi.
Abnormalitas kromosom.
Bantu dengan tes diagnostik misalnya: analis kromosom, disfungsimetabolik, radiografi, tomografi, elektro ersafalografi.
Bantu dengan tes diagnostik misalnya: analis kromosom, disfungsimetabolik, radiografi, tomografi, elektro ersafalografi.
Lakukan atau bantu dengan tes
intelegensia. Stanford, binet, Wechsler Intellence, Scale, American Assiciation
of Mental Retardation Adaptif Behavior Scale.
Observasi adanya manifestasi dini dari
retardasi mental:
- Tidak responsive terhadap kontak.
- Kontak mata buruk selama menyusui.
- Penurunan aktivitas spontan.
- Penurunan kesadaran terhadap suara getaran.
- Peka rangsang.
- Menyusui lambat.
- Tidak responsive terhadap kontak.
- Kontak mata buruk selama menyusui.
- Penurunan aktivitas spontan.
- Penurunan kesadaran terhadap suara getaran.
- Peka rangsang.
- Menyusui lambat.
2. Diagnosa
1. Perubahan pertumbuhan dan
perkembangan berhubungan dengan kerusakan fungsi kognitf.
2. Perubahan proses keluarga
berhubungan dengan mempunyai anak yang menderita retardasi mental.
3. Intervensi
1. Perubahan pertumbuhan dan
perkembangan berhubungan dengan kerusakan fungsi kognitf.
hasil yang ingin dicapai
•
Anak dan keluarga aktif terlibat dalam program
stimulai bayi.
•
Keluarga menerapkan konsep-konsep dan
melanjutkan aktivitas perawatan anak di rumah.
•
Anak melakukan aktivitas hidup sehari-hari pada kapasitas
optimal
•
Keluarga~ mencari tahu tentang program
pendidikan.
Intervensi keperawatan.
•
Libatkan anak dan keluarga dalam program
stimulasi dini pada bayii
Rasional : untuk membantu memaksimalkan
perkembangan anak.~
•
Kaji kemajuan perkembangan anak
dengan interval regular, buat catatan yang terperinci untuk membedakan
perubahan fungsi samar
Rasional : sehingga rencana perawatan dapat
diperbaiki sesuai kebutuhan.
•
Bantu keluarga menyusun tujuan yang
realitas untuk anak,
Rasional : untuk mendorong keberhasilan
pencapaian sasaran dan harga diri.
•
Berikan penguatan positif / tugas-tugas khusus
untuk perilaku anak
Rasional : karena hal ini dapat memperbaiki
motivasi dan pembelajaran.
•
Berikan pada remaja informasi
praktik sosial dan kode prilaku yang kongkrit dan terdefinisi dengan baik,
Rasional : karena kemudahan persuasi anak dan
kurangnya penilaian dapat membuat anak nerada pada resiko berbahaya.
2.. Perubahan proses keluarga
berhubungan dengan mempunyai anak yang menderita retardasi mental.
Hasil yang diharapkan
•
Keluarga mengekspresikan perasaan
dan kekhawatiran mengenai kelahiran anak dengan retardasi mental dan
impikasinya.
•
Anggota keluarga membuat keputusan yang
realistik berdasarkan kebutuhan dan kemampuan mereka.
•
Anggota keluarga menunjukan penerimaan
terhadap anak.
Intervensi Keperawatan
Berikan informasi pada keluarga
sesegera mungkin pada saat atau setelah kelahiran.
Rasional ; Agar keluarga mampu
menerima keadaan yang sesungguhnya.
•
Ajak kedua orang tua untuk hadir pada
konferensi pemberian informasi.
Rasional : Agar orang tua
mendapatkan banyak informasi tentang retardasi mental.
•
Diskusikan dengan anggota keluarga tentang
manfaat dari perawatan dirumah, beri kesempatan pada mereka untuk menyelidiki
semua alternatif residensial sebelum membuat keputusan.
Rasional : Agar mereka dapat
mengambil keputusan yang terbaik bagi mereka dan anaknya.
·
Dorong keluarga untuk~ bertemu dengan keluarga lain yang mempunyai masalah yang
sama
Rasional : sehingga mereka dapat menerima
dukungan tambahan..
4
Evaluasi
Pasien mencapai potensi pertumbuhan dan perkembangan yang
optimal.
Keluarga mampu menerima keadaan yang anaknya yang retardasi
mental.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Retardasi mental adalah bentuk gangguan atau kekacauan fungsi mental atau kesehatan mental yang disebabkan oleh kegagalan mereaksinya mekanisme adaptasi dari fungsi-fungsi kejiwaan terhadap stimulus eksteren dan ketegangan-ketegangan sehingga muncul gangguan fungsi atau gangguan struktur dari suatu bagian, satu organ, atau sistem kejiwaanmental.
Retardasi mental bisa saja terjadi pada setiap individu / manusia karena adanya faktor-faktor dari dalam maupun dari luar, gejala yang ditimbulkan pada penderita retardasi mental umumnya rasa cemas, takut, halusinasi serta delusi yang besar.
Retardasi mental adalah bentuk gangguan atau kekacauan fungsi mental atau kesehatan mental yang disebabkan oleh kegagalan mereaksinya mekanisme adaptasi dari fungsi-fungsi kejiwaan terhadap stimulus eksteren dan ketegangan-ketegangan sehingga muncul gangguan fungsi atau gangguan struktur dari suatu bagian, satu organ, atau sistem kejiwaanmental.
Retardasi mental bisa saja terjadi pada setiap individu / manusia karena adanya faktor-faktor dari dalam maupun dari luar, gejala yang ditimbulkan pada penderita retardasi mental umumnya rasa cemas, takut, halusinasi serta delusi yang besar.
B. Saran
a) Disarankan kepada para ibu agar memperhatikan kesehatan dirinya seperti memperhatikan gizi, hati-hati mengkonsumsi obat-obatan dan mengurangi kebiasaan buruk seperti: minum-minuman keras dan merokok.
b) Pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan perlu melakukan langkah prepentif guna menanggulangi gangguan mental yang dapat membahayakan kesehatan anak dan remaja caranya yaitu dengan menggalakkan penyuluhan tentang retardasi mental kepada masyarakat.
a) Disarankan kepada para ibu agar memperhatikan kesehatan dirinya seperti memperhatikan gizi, hati-hati mengkonsumsi obat-obatan dan mengurangi kebiasaan buruk seperti: minum-minuman keras dan merokok.
b) Pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan perlu melakukan langkah prepentif guna menanggulangi gangguan mental yang dapat membahayakan kesehatan anak dan remaja caranya yaitu dengan menggalakkan penyuluhan tentang retardasi mental kepada masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
WWW.PELITA Or.id mental
Retadasi.
dr. Soetjiningsih, SpAk.1995.Tumbuh
Kembang Anak.EGC.Jakarta.
No comments:
Post a Comment